-D.n.V-




Read More …

  • Lokasi : Desa Gogik Kec. Ungaran
  • Jarak tempuh :
    • Semirang - Kota Ungaran : 5 km
    • Semirang - Kota Semarang : 25 km
  • Daya Tarik :
    • Wisata Alam
    • Air terjun
    • hawa sejuk, pemandangan alam yang indah bernuansa pedesaan
Read More …

  • Lokasi : Desa Rowo Bone, Kec. Banyubiru
  • Jarak tempuh :
    • Langen Tirto - Kota Salatiga : 7 km
    • Langen Tirto - Kota Ambarawa : 8 km
    • terletak di lereng gunung Gajah Mungkur
  • Daya Tarik :
    • Wisata Alam: Wisata alam yang dipadukan dengan wisata pendidikan.
    • Kolam Pancing, Rumah Makan, Kebun binatang mini
    • Lapangan Golf
  • Daya Dukung Wisata :
    • Tempat bermain anak-anak, Hawa sejuk
    • Transportasi mudah

Wahana permainan air           masakan ikan air tawar

Tempat makan lesehan dengan ukuran kecil & besar (dapat untuk acara pertemuan)
Read More …

  • okasi : Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan
  • Jarak tempuh :
    • Sidomukti - Kota Ungaran : 12 km
    • Sidomukti - Kota Ambarawa : 7 km
    • Sidomukti - Kota Semarang : 23 km
  • Daya Tarik :
    • Kolam Renang: dengan mata air alami pegununganyang bersih dan sehat
    • Pemandangan yang indah
    • Berbagai wahana permainan Outbound
    • Flying Fox terpanjang di Asia Tenggara
  • Daya Dukung Wisata :
    • Wahana Outbound yang sangat lengkap
    • Transportasi kuda wisata
    • Villa
    • Homestay murah
  • Deskripsi :
    Kolam di Umbul Sidomukti tergolong unik. Ia terletak di lereng Gunung Ungaran, persis di tepi jurang dan lembah Ungup-ungup. Jadinya kita seakan berada di puncak ketinggian atau kahyangan kalau berenang atau sekadar berendam di sana. Dan air umbul yang mengalir sepanjang tahun itulah sumber air utama untuk taman renang alam Umbul Sidomukti. Limpahan air tersebut meluber ke kolam di bawahnya, selanjutnya menuju kebun dan sawah-sawah. kesegaran mata air tersebut seolah mampu membasuh jiwa yang sedang penat.

    Sidomukti merupakan wisata dengan konsep REAL atau Recreation (hiburan), Education (pendidikan), Adventure (petualangan), dan Leisure (pengisian waktu senggang). Di lahan PT PAS seluas 36 hektare tersebut, kini juga digunakan untuk outbound dan bumi perkemahan modern. Ada pula sekitar 400 hektare lahan Perhutani yang layak untuk wisata hutan.
Read More …

  • Lokasi : Keluranan Bandungan, Kec. Ambarawa
  • Jarak tempuh :
    • Bandungan - Kota Ungaran : 12 km
    • Bandungan - Kota Ambarawa : 7 km
    • Bandungan - Kota Semarang : 23 km
  • Daya Tarik :
    • Wisata Alam : wisata olah raga (jogging dangan hawa pegunungan, kolam renang dengan mata air alami, lap. tennis)
    • hawa sejuk, pemandangan alam yang indah bernuansa pedesaan/pegunungan
    • Pasar Bunga, sayur dan Buah segar
    • tempat konferensi
    • Area Perkemahaan
    • Tempat Peristirahatan
  • Daya Dukung Wisata :
    • Hotel Berbintang
    • Hotel Melati
    • Pasar Buah, Bunga dan sayur-mayur segar (langsung dari petani)
  • Deskripsi :
    Merupakan tempat peristirahatan dengan kesegaran udara dalam suasana alam pegunungan penuh pesona lengkap dengan fasilitas tempat rekreasi.terdapat pula Pasar tradisional yang menyediakan sayur mayur khas Bandungan, Taman bermain anak-anak dan taman bagi orang dewasa serta kolam renang dengan kelengkapan berbagai fasilitasnya
Read More …

Terletak di Desa Keseneng, Kecamatan Sumowono, + 2 km dari barak militer Angkatan Darat RI di Desa Bantir, Kecamatan Sumowono. Air terjun ini merupakan obyek wisata hasil swadaya masyarakat Wakil Bupati Semarang, Hj. Siti Ambar Fathonah.

Keunikan dari air terjun ini adalah jumlah curug / grojogan / air terjunnya yang mencapai 7 (tujuh) buah, sehingga oleh masyarakat sekitar disebut Curug Tujuh Bidadari, yang artinya Air Terjun Tujuh Bidadari. Di sekitar wilayah air terjun terdapat Makam Kyai Mandhung, seorang pengikut setia Pangeran Diponegoro yang dianggap sesepuh ( leluhur yang di-tua-kan ) di desa tersebut. Di tepi air terjun terdapat sebuah sumur tua dengan kedalaman 1,5 meter dengan sumber air yang tidak pernah habis, dan dipercaya berkhasiat serta dapat menyebabkan seseorang menjadi awet muda, cepat memperoleh jodoh, rezeki, jabatan, pangkat dan sebagainya.
Read More …



Pada tanggal 20 Oktober 1945, tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Bethell mendarat di Semarang dengan maksud mengurus tawanan perang dan tentara Jepang yang berada di Jawa Tengah. Kedatangan sekutu ini diboncengi oleh NICA. Kedatangan Sekutu ini mulanya disambut baik, bahkan Gubernur Jawa Tegah Mr Wongsonegoro menyepakati akan menyediakan bahan makanan dan keperluan lain bagi kelancara tugas Sekutu, sedang Sekutu berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Republik Indonesia.

Kira2 begitu awal ceritanya ... dan Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan Ambarawa dan diperingatinya Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.

Patung-patung yang terdapat pada monumen ini adalah patung Bp. Sudirman, Bp. Isdiman & Bp. Gatot Subroto yang merupakan pahlawan-pahlawan Palagan Ambarawa.
Museumnya bernama Museum Isdiman. Dalam museum ini terdapat senjata-senjata dan pakaian yang digunakan dalam perang Palagan serta hasil rampasan dari tentara Jepang. Selain itu, terdapat pula lukisan-lukisan yang merupakan rangkaian peristiwa kemerdekaan RI, terbentuknya BKR, pertahanan tentara, kerjasama ABRI dan rakyat, serta perginya pasukan Inggris dari Ambarawa.
Pesawat terbang yang terdapat pada halaman monumen adalah pesawat perang milik musuh yang jatuh tertembak di Rawa Pening.







Read More …

Rawa Pening adalah danau sekaligus tempat wisata air di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dengan luas 2.670 hektare ia menempati wilayah Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru. Rawa Pening terletak di cekungan terendah lereng Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Keindahan Rawa Pening dapat anda nikmati pada saat pagi hari, karena Tempat Wisata Rawa Pening ini menawarkan keindahan danau yang sangat menawan.

Anda dapat berekreasi bersama keluarga di Taman Rawa Pening, karena memang desain taman yang asri di taman Rawa Pening sangat cocok untuk rekreasi bersama keluarga, selain menikmati keindahan Danau di Rawa Pening. Anda dapat menyewa perahu yang telah disediakan di dermaga danau, anda bisa berkeliling danau dan melihat banyaknya eceng gondok dan kehidupan nelayan diRawa Pening tersebut. Untuk menyewa perahu yang berkapasitas 10 sd 15 orang ini anda dapat menyewanya seharga Rp 35.000/jam, jadi untuk menghemat lebih baik anda menunggu orang lagi yang ingin menaiki perahu tersebut. Pada malam hari banyak orang yang datang ke Wisata Rawa Pening ini untuk menikmati sajian ikan bakar, karena di areal luar taman banyak terdapat kedai dan rumah makan tradisional yang banyak menyediakan Ikan Gurame bakar.






Bagi anda yang hobi memotret/fotografi, keindahan Rawa Pening ini sangatlah unik. Terutama dipagi hari pada saat sunrise, sangat disarankan anda datang ketaman rawa pening pada jam 5.00 pagi pada saat sunrise. Dan menunggu didermaga tepi danau untuk memotret keindahan panorama Danau Rawa Pening, konon suasana pagi di Rawa Pening sangat misterius dan mistis. Dan sangat indah untuk diabadikan lewat sebuah kamera, menjelang pagi anda dapat melanjutkan hunting anda dengan menaiki kapal yang disewakan didermaga, biasanya pada saat pagi para nelayan sedang aktif menjala dan mencari ikan di danau yang banyak terdapat eceng gondok tersebut, danau rawa pening ini sangatlah luas.

Menurut legenda, Rawa Pening terbentuk dari muntahan air yang mengalir dari bekas cabutan lidi yang dilakukan oleh Baru Klinthing. cerita baru klinting yang berubah menjadi anak kecil yang penuh luka dan berbau amis sehingga tidak diterima masyarakat dan akhirnya ditolong janda tua ini sudah berlalu.
Read More …

Untuk mencapai obyek wisata ini tidaklah sulit. Bila berangkat dari kota Semarang kita naik bus jurusan Yogyakarta. Begitupun sebaliknya, bila dari Yogyakarta pilihlah bus ke Semarang. Lalu, turun di kota Ambarawa. Demikian pula bila menggunakan kendaraan pribadi. Tempuhlah jalur Semarang-Yogyakarta.
Sesampainya di Ambarawa kita bisa langsung menuju ke Bandungan. Untuk yang berkendaraan umum tak perlu khawatir. Banyak angkutan pedesaan yang siap mengantar pelancong ke lokawisata tersebut. Mintalah turun di pertigaan Poli (toko Pauline). Di sini telah berjejer angkutan pedesaan tersebut. Namun, angkutan umum itu tak langsung membawa pelancong ke lokasi candi. Kita turun di pertigaan Gedong Songo. Kemudian perjalanan ditempuh dengan menggunakan ojek hingga tujuan.
 Menjejakkan kaki di pelataran candi anganpun bisa melayang ke sebuah negeri khayalan. Bagaimana tidak? Kabut putih akan segera menyergap kita, meskipun kita masih berada di kaki candi. Belum lagi udara dingin yang menggigilkan sumsum. Kemudian, memandang ke atas akan terlihat gugusan sembilan candi yang berdiri megah berpencar.
Candi ini memang dibangun berpencar dan tersusun di atas bukit. Satu bangunan candi berdiri di atas lahan sendiri seluas sekitar 150 X 30 meter persegi. Bangunan candi berurutan. Candi pertama menempati lokasi paling bawah, kemudian berurutan naik dengan jarak bervariasi antara candi pertama, kedua dan seterusnya.
Letak candi tidak berdiri berurutan seperti anak tangga. Antara bangunan yang satu dengan yang lain terkadang berada dalam arah yang berbeda. Tapi, yang pasti, urutannya selalu naik ke atas. Otomatis, kita akan berjalan melingkar-lingkar jika hendak mencapai bangunan candi berikut. Sekadar saran, bila anda ingin mendaki menikmati keindahan sembilan candi ini baiknya anda mengambil jalan ke kiri setelah melewati gerbang lokawisata. Memang tak ada aturan untuk itu. Namun, dengan demikian pendakian menuju candi berikut akan terus berurutan.





Semakin tinggi kita mendaki matapun takkan lelah memandang. Di kanan-kiri jalan setapak, yang mulus diberi paving block, terlihat pemandangan alam yang indah. Pepohonan pinus terlihat menjulang di kejauhan dengan pucuknya yang seolah hendak menusuk awan-gemawan. Makin ke atas udara makin dingin namun sangat menyegarkan. Kabutpun terus melingkar-lingkar di sekitar kita.
Menapaki bangunan candi dari urutan pertama hingga sembilan memberi kesan tersendiri di hati. Jalan yang mendaki berkelok, bangunan candi yang kokoh berdiri di ketinggian, udara yang sejuk, kabut tipis yang selalu melayang memberi kenangan eksotis yang tak terlupakan.
 Candi ini dinamakan Gedong Songo karena memang terdiri dari sembilan bangunan candi. Dalam bahasa Jawa, Gedong berarti bangunan dan Songo artinya sembilan. Dan, sesuai dengan urutannya candi ke sembilan berdiri anggun di puncak bukit.
Konon bangunan candi yang ke sembilan ini melambangkan perjalanan akhir manusia mencapai kesempurnaannya. Bentuk bangunan candi bercirikan bangunan dari kerajaan Hindu Nusantara. Di mana setiap bangunan memiliki ruangan untuk tempat pemujaan.
 Selain bangunan candi, ada obyek lain yang ditawarkan lokawista ini, yakni sumber air panas belerang. Menjelang puncak bukit terdapat beberapa titik sumber air panas yang berbentuk kolam-kolam kecil. Pengunjung bisa istirahat di sini, sambil menikmati pemandangan sekitarnya yang hijau dan dingin basah.
Read More …

Tertarik ingin menelusuri sejarah perkeretaapian di Indonesia, kami berangkat menuju Museum Kereta Api Ambarawa yang terletak di Kabupaten Semarang. Cukup menarik mengingat museum ini hanya ada satu-satunya di dunia yang memamerkan dipadukan dengan lokomotif uap yang masih bisa jalan mendaki gunung.
Ambarawa sejak jaman Hindia Belanda merupakan daerah militer, sehingga Raja Willem I berkeinginan untuk mendirikan bangunan Stasiun Kereta Api guna memudahkan mengangkut pasukannya untuk menuju Semarang. Maka pada tanggal 21 Mei 1873 dibangunlah Stasiun Kereta Api Ambarawa dengan luas tanah 127.500 m2. Masa kejayaan Stasiun Ambarawa yang dikenal dengan sebutan WILLEM I, dihentikan pengoperasiannya sebagai stasiun kereta api dengan jurusan Ambarawa Kedungjati Semarang. Dan tahun 1976 untuk lintas Ambarawa Secang Magelang juga Ambarawa Parakan Temanggung.


gambar plang diatas kata dari kakek nenek yang bercerita dari tahun 1873 belum pernah turun sampai sekarang hingga kini masih terawat walaupun warna agak rusak karena cuaca yang sering berganti


Gambar diatas ada lah DEPO lokomotif Ambarawa Gambar diatas ada lah sebuah garasi dan Bengkel untuk Lokomotif

 Gambar diatas bentuk asli dari Musium Kereta Api ambarawa yang hanya direnovasi pada cat saja sehingga bentuk bangunan tetep kelihatan asli




 gambar kereta diatas sedang mendorong gerbong inilah yang paling unik dari kerta api uap


Saat ini, satu dari beberapa lokomotif tua yang ada di stasiun ini masih digunakan untuk keperluan wisata, terutama bagi mereka yang ingin merasakan pengalaman naik kereta ber-loko seperti yang dulu pernah terjadi. Museum ini mengenakan biaya sebesar 3,5 juta rupiah (+/- 400 USD) untuk sebuah rute perjalanan dengan menggunakan kereta api tua yang mampu mengangkut hingga maksimum 40 orang. Perjalanan sejarah “tempo doeloe” ini menempuh jarak sekitar 20 kilometer pulang-pergi, yakni dari Stasiun Ambarawa hingga Stasiun Bedono dalam waktu tempuh +/- dua jam.
Saratnya kandungan sejarah dengan suasana stasiun kereta api jaman dulu yang masih terawat rapi, menjadikan lokasi ini cukup populer sebagai tempat untuk “pre wedding photgraphy” atau sekedar sarana jalan-jalan dengan binatang peliharaan oleh masyarakat sekitar.




Read More …